THE POWER OF HABIT



Pendahuluan

Setiap harinya kita bangun pada jam-jam yang telah kita tetapkan, secara otomatis kita melakukan aktivitas yang memang perlu untuk kita lakukan. Merapikan tempat tidur, dan menyikat gigi. Tanpa perintah dari siapapun kita juga mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah, menyapu dan mengepel, memasak dan kemudian makan dan melanjutkan aktivitas lainnya, demikian esok hari. Tentunya banyak aktivitas sama yang kita lakukan secara berulang-ulang setiap harinya, namun apakah yang mendorong kita untuk melakukan semua rutinitas tersebut? apakah sebenarnya semuanya telah terprogram?

Sebenarnya rutinitas tersebut disebut sebagai “Habit” atau “Kebiasaan” yang merupakan tindakan yang diulang secara teratur dan otomatis terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Kebiasaan dapat membentuk karakter seseorang dan mempengaruhi tingkat keberhasilan dalam kehidupan. Bentuk kebiasaan ada dua, kebiasaan baik dan kebiasaan buruk. Kebiasaan yang baik dapat membantu meningkatkan produktivitas dan kesehatan seseorang, sebaliknya kebiasaan buruk dapat menimbulkan dampak negatif baik pada kesehatan maupun mental.

Lalu apakah kebiasaan dapat diubah? Tentu saja, karena didunia ini tidak ada yang pasti kecuali Tuhan sendiri. Sebagai mana kebiasaan baik atau buruk tersebut terbentuk akibat rutinitas yang terjadi secara terus menerus, demikian juga kita dapat mengubah kebiasaan kita melalui rutinitas yang baru dan berbeda dengan yang sebelumnya. Berikut ini kita akan sama-sama belajar tentang “The Power of Habit” atau “Kekuatan Kebiasaan”.


 

Mekanisme Kebiasaan

A.   Faktor yang mempengaruhi Kebiasaan

Kebiasaan merupakan sebuah pola yang terbentuk dari aktivitas atau tindakan yang dilakukan secara terus menerus dan berulang-ulang yang cenderung terjadi secara tidak sadar. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terbentuknya kebiasaan, diantaranya pola pikir, lingkungan, dan pengalaman.

1.    Pola Pikir

Pola pikir merupakan cara kita dalam memandang dunia serta memproses informasi yang ada disekitar kita. Pola pikir manusia dipengaruhi oleh pengalaman hidup kita, nilai-nilai budaya yang kita pegang, peyakinan yang kita percayai, dan lingkungan sosial tempat kita berada. Semua aspek ini tentunya akan mempengaruhi dan membentuk kebiasaan kita.

Sebagai contoh, seorang yang memiliki pola pikir positif dan percaya diri akan cenderung memilikii kebiasaan yang lebih produktif dan aktif secara fisik. Mereka mungkin akan menjadi orang-orang yang suka berolahraga, dan mencari cara untuk terus berkembang. Sebaliknya orang yang memiliki pola pikir negatif atau pesimis akan lebih cenderung memiliki kebiasaan kurang sehat misalnya malas bergerak (mager), suka menunda, dan kurang peduli dengan kesehatannya.

Ketila kita melakukan tindakan yang sama secara berulang-ulang, maka neuron di otak kita akan membentuk jalur sinaptik yang kuat dan memperkuat kebiasaan itu. Dengan kata lain, semakin sering kita melakukan suatu tindakan, maka semakin sulit juga bagi kita untuk mengubah kebiasaan itu. Untuk itulah mengapa pola pikir menjadi faktor yang penting dalam membentuk kebiasaan kita. jika kita mau mengubah kebiasaan kita, maka kita terlebih dahulu kita harus mengubah pola pikir kita dengan mengubah cara kita dalam memandang dunia dan memandang diri kita sendiri. Dengan mengubah pola pikir, kita dapat mencegah siklus kebiasaan yang tidak sehat dan membentuk kebiasan yang lebih baik.

2.    Lingkungan

Lingkungan mencakup segala sesuatu yang ada disekitar kita, baik itu tempat tinggal, sekolah, tempat kerja, lingkungan sosial, dan bahkam media sosial. Seorang yang tinggal dalam lingkungan yang sehat misalnya berada dalam lingkungan yang menyediakan makanan yang sehat, taman, tempat rekreasi, dan lingkungan sosial yang positif akan lebih membantu seseorang memelihara kebiasaan yang baik dan sehat. Sebaliknya, lingkungan yang tidak sehat, misalnya akses mudah ke makanan instan dan cepat saji, lingkungan kerja dengan orang-orang yang mudah stress cenderung membuat seseorang memiliki kebiasaan yang buruk juga.

Sama halnya dalam bermedia sosial, ketika konten-konten yang kita lihat setiap harinya dalam media sosial kita merupakan konten yang baik maka itulah yang akan terus kita pikirkan hingga membentuk kebiasaan yang baik dalam hidup kita. sebaliknya, ketika media sosial kita cenderung pada konten atau postingan negative, tentunya hal ini juga akan menimbulkan terbentuknya kebiasaan buruk dalam hidup kita. Sebagai contoh, ketika media sosial kita berisi motivasi-motivasi kita akan menjadi orang yang memiliki kebiasaan baik, sebaliknya ketika media sosial kita berisi hal-hal yang bersifak kekerasan kita akan memiliki kebiasaan yang kasar juga.

Bottom of Form

3.    Pengalaman masa lalu

Pengalaman yang terjadi pada masa lalu seseorang dapat membentuk kebiasaannya pada masa sekarang. Kebiasaan ini berasal dari pengalaman positif dan negatif yang menyebabkan seseorang mengulangi ataupun menghindari tindakan tertentu. Contohnya saja jika seseorang merasakan manfaat dari olahraga (lebih sehat dan energik), maka mereka mungkin akan terus melakukannya hingga menjadi kebiasaan. Sebaliknya, pengalaman buruk yang terjadi dimasa lalu juga dapat membentuk kebiasaan buruk seseorang. Contohnya ketika seseorang menyelesaikan masalah stressnya dengan merokok dan minum minuman keras dan menjadi tenang, maka kedepannya mereka mungkin akan melakukan hal yang sama dalam rangka meredakan stressnya.

Pengalaman yang terjadi pada masa lalu juga dapat mempengaruhi presepsi atau sudut pandang terhadap suatu kebiasaan. Contohnya seseorang yang sudah pernah mencoba diet namun tidak berhasil, kemungkinan besar kedepannya akan lebih cenderung meremekan manfaat dari diet dan tidak mau mencobanya lagi.

 

B.   Apakah kebiasaan bisa diubah?

Kebiasaan memang suatu hal yang telah melekat dalam kehidupan seseorang. Akan tetapi, kebiasaan bisa diubah dan berubah. Bisa diubah ketika kita berusaha membuat kebiasaan yang baru, sedangkan berubah ketika suatu peristiwa terjadi yang membuat kita berhenti melakukan kebiasaan tersebut. Sebagai contoh, ketika memiliki kebiasaan bangun kesiangan kita merasa bahwa itu sangat merugikan kita. Kita tidak mau terus demikian, dan mau berubah dari kebiasaan buruk tersebut. Mulai besok kita akan berusaha berubah dengan memasang alarm. Atau ketika kebiasan tersebut berubah karena sebuah peristiwa, contohnya ketika kita selalu menunda untuk melakukan satu tugas karena waktu yang masih banyak. Namun, tiba-tiba atasan kita meminta tugas tersebut dan mendesak kita menyerahkannya saat itu juga. Peristiwa tersebut membuat kita sangat kesal dengan diri sendiri sehingga takut untuk melakukan penundaan di kemudian hari.

C.   Kebiasaan buruk dan pengaruhnya

Kebiasaan buruk memanglah sangat merugikan kita, akan tetapi seringkali kita terjebak dan bahkan tidak menyadari bahwa kita sedang berputar dalam siklus tersebut. Kebiasaan buruk memiliki pengaruh yang kompleks dan beragam tergantung pada jenis kebiasaan buruk yang dimiliki, akan tetapi secara umum berdampak negatif pada diri sendiri dan lingkungannya. Sebagai contoh seorang yang merokok akan memberikan dampak negatif bagi kesehatannya sendiri dan juga kesehatan orang-orang disekitarnya. Seorang yang suka mengonsumsi alkohol berlebihan dapat merusak kesehatan fisik, mental, bahkan sosialnya. Selain itu juga dapat meningkatkan resiko terjadinya kecelakaan. Pola makan tidak sehat juga dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Kebiasaan ini dapat menimbulkan banyak penyakit, dan memicu perubahan emosional yang tidak sehat yang tentunya membuat suasana sosial tidak nyaman. Demikian juga dengan kebiasaan menunda-nunda atau “prokrastinasi”, yang dapat menurunkan produktivitas kita dan juga menimbulkan stress. Kita tentunya sudah tahu bahwa kebiasaan menunda-nunda dapat mengakibatkan penumpukkan tugas dan menurunkan kualitas kerja kita. untuk itu hendaknya kita segera menghentikan kebiasaan buruk ini.

D.   Cara mengubah kebiasaan buruk

Mengubah kebiasaan buruk memang tidaklah mudah. Dimana kebiasaan buruk seringkali merupakan hal yang paling kita sukai dan membuat kita nyaman. Namun, dengan tekad yang kuat dan cara yang tepat, tentunya tidak ada yang mustahil. Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat membantu kita untuk mengubah kebiasaan buruk:

Ø  Kesadaran diri: yakni menyadari kebiasaan buruk yang hendak kita ubah. Hal ini sangat penting, karena tanpa menyadarinya, mustahil kita dapat mengubahnya. Perhatikanlah kebiasaan buruk anda secara spesifik dan pikirkan hal-hal apa saja yang mempengaruhi anda melakukan kebiasaan tersebut.

Ø  Tetapkan tujuan: Tentukanlah tujuan yang jelas mengapa anda ingim mengubah kebiasaan buruk tersebut. Tujuan yang realistis (sesuai kenyataan), terukur, dan memiliki batasan waktu yang jelas. Sebagai contoh, jika anda ingin berhenti merokok, tujuannya adalah agar bisa berhenti merokok dalam 3 bulan kedepan.

Ø  Lakukan kebiasaan alternative yang positif: Carilah kegiataan positif yang dapat mengalihkan keinginan anda untuk melakukan kebiasasan buruk tersebut. Contonya, ketika anda sering merokok saat merasa stress, maka temukanlah cara-cara lain yang lebih sehat untuk menghadapi stress, seperti meditasi (bedoa), berolahraga, mendengarkan musik atau bercerita dengan seseorang.

Ø  Membuat rencana tindakan: buatlah rencana yang hendak anda lakukan untuk mengubah kebiasaan buruk anda. Tuliskanlah langkah-langkah tersebut secara detail tentang kapan dan dimana anda akan melakukannya. Misalnya, ketika anda ingin berhenti merokok, mulailah dengan merencanakan kapan anda akan membuang semua peralatan merokok, menghindari tempat-tempat yang memicu anda untuk merokok, dan menggantinya dengan kegiatan yang lebih sehat.

Ø  Mencari dukungan: dukungan dari orang-orang terdekat sangatlah membantu kita dalam mengubah kebiasaan buruk. Carilah dukungan dari teman, keluarga, mentor, ataupun kekasih kita. Mereka dapat memberikan dorongan yang sangat besar untuk mencapai tujuan kita mengalami perubahan.

Ø  Bersabar dan tetap konsisten: Mengubah kebiasaan buruk adalah proses yang memerlukan kesabaran dan konsisten yang kuat. Berubah memang tidak akan selalu mudah, anda mungkin juga akan menghadapi rintangan atau kembali pada kebiasasan yang lama. Namun, bersabarlah dan tetap konsisten dengan usaha anda untuk berubah.

E.   Kebiasaan baik dan cara mempertahankannya

Sama halnya dengan kebiasaan buruk, kebiasaan baik juga memiliki pengaruh dalam kehidupan kita maupun lingkungan tempat kita hidup. Namun, kebiasaan baik akan lebih menguntungkan dan berdampak positif. Sebagai contoh ketika kita terbiasa untuk mengawali hari dengan meditasi/saat teduh/berdoa, maka kita akan menjadi orang yang lebih produktif, sukacita, dan ramah terhadap lingkungan kita.

Kebiasaan baik bisa saja berubah dan tidak bertahan ketika kita menghadapi tantangan. Misalnya saja ketika pergaulan kita mengajak kita untuk kembali hidup dalam kebiasaan buruk kita. Ketika kita merasa bahwa kita mulai terbawa arus dan kembali kepada kebiasaan buruk, maka segeralah berdoa dan lakukan pembatasan. Bukan berarti anda harus menjauh dari mereka, namun sebaiknya anda memberikan batasan, hal-hal manakah yang anda boleh ikuti dan tidak. Khususnya hal-hal yang sebelumnya telah anda tinggalkan.

Sebelum melakukan sesuatu hal, berpikirlah dahulu apakah ini merupakan hal yang baik atau tidak. Selain itu, pikirkanlah resiko yang pernah dan akan anda alami ketika kembali pada kebiasaan buruk tersebut. Ingatlah bahwa mempertahankan jauh lebih sulit dari pada meningkatkan, jadi jangan segera lengah dan santai ketika telah berhasil berubah dari kebiasaan buruk. Sebaliknya, teruslah waspada dan berjaga-jaga supaya kebiasaan baik tersebut bisa tetap kita pertahankan hingga akhirnya benar-benar melekat dalam hidup kita.

Kesimpulan

            Kesimpulan dari semuanya adalah bahwa didunia ini segala sesuatu dapat berubah, termasuk kebiasaan. Kebiasaan baik menguntungkan kita dan kebiasaan buruk merugikan kita, namun kebiasaan tersebut dapat kita ubah dengan berdoa dan berusaha. Jangan pernah mengabaikan kebiasaan-kebiasaan kecil yang terjadi setiap harinya, karena kebiasaan itu memiliki pengaruh yang sangat besar dalam hidup kita dan menentukan menjadi orang seperti apakah kita kelak, karena itulah ia disebut sebagai “The Power of Habit”.

Penulis: Ribka Cipta Nonifati Harefa sebagai 

Pekerjaan: Mahasiswa STTIAA

 

Bottom of Form

Posting Komentar

0 Komentar