Saat ini regenerasi SANGAT PERLU DIPERHATIKAN oleh gereja. Sayangnya di Indonesia, tidak sedikit gereja yang menaruh investasi terbesarnya pada generasi yang salah, yaitu orang dewasa. Padahal generasi anaklah yang harus SANGAT diperhatikan karena merekalah yang memberitakan Injil di masa depan.
Ada beberapa gereja yang sudah sadar dan mulai berkata,”Anak sekolah minggu, anak-anak kita adalah masa depan gereja!” Pendapat itu benar tapi tidak cukup. Memang anak-anak sekolah minggu sudah menjadi bagian dari gereja, tapi kita akan KEHILANGAN mereka apabila kita TIDAK MELAYANI mereka.
Karena diperlukannya pelayanan anak yang kuat, kami mengajak gereja untuk memperkuat pelayanan mereka dengan cara-cara berikut:
1. Dapatkan pekerja atau pelayan terbaik untuk pelayanan ini.
Sumber: School A to Z
Orang yang mau bergabung dengan pelayanan anak seharusnya merasa terpanggil bukan karena paksaan. Jika mereka melayani dengan terpaksa, tentunya anak tidak akan mengerti Firman Tuhan dengan baik.
Pekerja atau pelayan yang tidak terpanggil biasanya kurang dalam persiapan dan pengetahuan. Guru sekolah minggu yang baik pastinya akan melakukan persiapan, pendalaman materi, punya kreativitas, dan bahkan tidak segan untuk bertanya atau berkonsultasi dengan team dan gembala.
2. Latih guru sekolah minggu dengan baik.
Sumber: ThoughtCo
Guru sekolah minggu yang mau melayani tidak otomatis memiliki kemampuan untuk mengajar dengan baik. Berikan pelatihan dan persiapan secara kontinyu. Bantu mereka untuk bisa memimpin anak di generasi alpha ini.
Perlu diperhatikan ya kak, cara mengajar tahun 90’an tidak bisa dipakai lagi zaman sekarang. Jadi diperlukan kreativitas yang disesuaikan oleh kegemaran anak-anak zaman sekarang. Menjelaskan Injil itu bisa dengan film, permainan, peragaan, drama, boneka, dan lain-lain. Seperti yang ada dalam kurikulum Superbook.
3. Tetapkan aturan recruitment yang jelas.
Sumber: Teacher Journey
Memang tampaknya hal ini berlebihan ya. Mengingat di zaman ini, orang yang terpanggil untuk pelayanan anak tidak begitu banyak. Tapi hal ini dapat sangat membantu gereja untuk menemukan guru sekolah minggu dengan background yang sesuai.
Apalagi saat ini sedang marak kasus-kasus pelecehan pada anak. Atau mungkin saking tidak sabarannya guru sekolah minggu tersebut agak keras pada anak sehingga menyakiti dan membuat mereka trauma seperti membentak, memukul, mengatai anak, dll. Nah kalau ada sistem yang jelas, maka hal ini bisa dihindari.
4. Kembangkan fasilitas untuk anak-anak.
Sumber: verywell
Sediakan ruangan yang cukup untuk anak-anak bersekolah minggu. Pastikan setiap peralatan, properti, dan furniture yang ada di ruangan tersebut aman untuk anak. Jadi anak-anak aman dan senang berkegiatan disana.
5. Manfaatkan media yang ada.
Sumber: my.ilstu.edu
Anak-anak zaman sekarang sudah bertumbuh dengan video, komputer, dan internet. Nah guru sekolah minggu jangan mau kalah dengan mereka! Kita juga harus Hi-Tech dalam menyampaikan Firman Tuhan. Gunakanlah segala media yang ada, agar Firman Tuhan lebih masuk lagi ke dalam pengertian mereka.
6. Bangun keanggotaan gereja dan mulailah kelas pemuridan untuk anak-anak.
Sumber: David C Cook
Jangan salah ya, tidak hanya orang dewasa saja yang dapat memuridkan orang-orang yang belum mengenal Kristus. Anak-anak juga bisa. Ketika anak sudah mengenal Kristus dan mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat mereka, berarti mereka sebenarnya sudah siap untuk memuridkan orang disekitarnya. Bantu ya kak agar mereka mampu dan berani.
7. Bergaul dengan anak-anak.
Sumber: GuÃa Infantil
Jika guru sekolah minggu adalah anggota gereja, bukan simpatisan, anak-anak sekolah minggu perlu melihat guru sebagai bagian dari keluarga besar gereja. Guru dianjurkan untuk menyapa anak jika bertemu, afal nama mereka satu persatu, mengajak anak untuk mengobrol, mendengarkan curhatan anak, dan yang laing penting adalah mengasihi mereka.
8. Berlutut atau berjongkok saat berbicara dengan anak.
Sumber: Daily Mirror
Kakak guru sekolah minggu bisa mengungkapkan rasa menghargai dan mencintai anak dengan memposisikan tubuh sejajar tingginya setara anak. Cara ini bisa membuat anak nyaman jika berbicara dengan guru.
9. Jika kakak adalah pembawa firman atau pengkothbah, ingat bahwa jemaat kalian adalah anak-anak.
Sumber: Self-Realization Fellowship Lake Shrine
Bedakan cara dan kata yang dipakai dalam mengajar anak. Anak-anak perlu beberapa kali pengulangan agar mereka ingat dan hafal akan apa yang mereka pelajari saat itu. Gunakan juga kata sapaan yang ringan dan menarik mereka.
10. Tetapkan waktu untuk mendoakan anak-anak.
Sumber: Virginia Mennonite Missions
Bayangkan jika orang-orang yang ada di gereja kakak mendoakan masing-masing anak sekolah minggu seminggu sekali. Wah pastinya keren banget ya. Generasi anak, remaja, dan dewasa saling terhubung dalam doa kemudian bertumbuh bersama. Gereja bisa menjadi tempat semua generasi berkembang bersama dalam iman dan pengharapan. (sumber: https://www.superbookindonesia.com/)
0 Komentar